Kesalahan Besar Darwin



Allah SWT berfirman,
“Dan, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruhKu, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Qs. Al-Hijr: 28-29)

“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada yang menghangatkan dan berbagi-bagi manfaat, dan sebagaimananya kamu makan.” (Qs. An-Nahl: 5)

Dengan demikian, Allah swt menciptakan manusia langsung dari Pengawasan-Nya sendiri, dan Dia juga menciptakan semua binatang/burung lainnya untuk kepentingan manusia. Kedua ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt menciptakan manusia dari lumpur dan air secara langsung, seperti penciptaan burung dari tanah liat oleh oleh Isa a.s dengan izin Allah swt. Dengan izin Allah swt, tidak diperlukan jutaan tahun untuk berevolusi. Sesungguhnya, teori Darwin tidak saja mengingkari bagaimana manusia diciptakan, tetapi juga menolak kekuasaan Allah swt dalam mencipta, karena Allah swt menyatakan bahwa Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

 “Sesungguhnya pemisalan’Isa di sisi Allah, adalah seperti Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirmn kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah dia.” (Qs. Ali Imran: 59)

Dalam firman ini dijelaskan bahwa jika Allah swt menetapkan untuk dilakukan, mencipta, dan lain sebagainya, maka Dia hanya perlu mengatakan, Jadilah.” Maka sendirinya akan jadi, karena Dia adalah Maha Berkehendak atas segala sesuatu.


Kesalahan Teori Evolusi:

Dalam teori Evolusi, Darwin menyatakan bahwa, “ Sebuah proses alami dan mekanis yang berkelanjutan, yang dengannya semua makhluk hidup telah muncul (dalam satu tahap evolusi yang berkelanjutan ini, manusia tunggal yang muncul dari kera), dari satu sumber kehidupan tunggal yang muncul dengan sendirinya melalui proses yang mirip dengan dunia yang tidak hidup.”

Hal tersebut tidaklah realistis. Mari kita simak beberapa bukti nyata dari beberapa fakta berikut ini:
  1. Ditemukannya tengkorak fosil baru di negara Afrika Tengah. Fosil baru ini telah menghancurkan pernyataan bahwa “manusia muncul dari makhluk seperti kera” yang dipegang oleh Darwin selama 150 tahun terakhir ini. Alasannya, bahwa meskipun fosil tersebut berumur 7 juta tahun, ia memiliki struktur yang lebih menyerupai manusia daripada spesies kera Austalopithecus yang berumur 5 juta tahun sehingga disebut sebai “nenek moyang manusia yang paling tua” (menurut kriteria evolusi yang digunakan hingga kini).
  2. Tidak ada fosil perantara yang penting dalam catatan fosil. Kurang lebih ¼ juta spesies fosil terdapat di museum dunia. Merupakan pandangan umum yang salah bahwa catatan fosil merupakan bukti yang kuat untuk mendukung teori evolusi Darwin, padahal sesungguhnya tidak demikian. Semuanya yang pernah diungkapkan oleh fosil-fosil itu bahwa spesies baru tidak muncul dari maupun, sepenuhnya terbentuk, tetaplah sama dalam jangka waktu yang lama, kemudian menghilang.
  3. Logikanya, konsep organisme hidup yang muncul dari sesuatu yang tidak hidup merupakan penentangan besar terhadap masyarakat ilmiah. Sebuah masyarakat yang menerapkan kehidupan tentu berasal dari kehidupan, sebgaimana gerakan  pasti muncul dari geraka. Sebagaimana bola bilyar yang tidak dapat menggelinding tanpa adanya  kekuatan yang menggelindingkannya, sebuat batu tentu tidak dapat memunculkan amuba.
  4. Evolusi melanggar hukum kedua Termodinamika. Biasanya, hukum kedua dinyatakan untuk sistem terpisah, tetapi keduanya sama-sama diterapkan terhadap sistem terbuka. Hukum Termodinamika menyatakan bahwa terserah pada perangkat masing-masing, yakni tanpa campur tangan sesuatu yang lain, makhluk hidup akan berubah dan memperoleh kompleksitas setelah jangka waktu tertentu.
  5. Pada Abad ke 19, lama sebelum ditemukannya DNA, Gregory Mendel menyadari bahwa perilaku biologis menurun degan cara teratur, yang pada  hari ini kita ketahui terjadi melalui DNA, kromosom, dan gen. Teori Darwin memiliki DNA, kromosom, dan gen. Teori Darwin memprediksi bahwa jika semua organisme memiliki nenek moyang yang sama, maka pola gen-gen akan mencerminkan garis keturuan sehingga para ahli biologi akan dapat membangun pohon keluarga yang tersusun dengan baik sampai kepada nenek moyang yang sama-sama dimiliki oleh organisme hidup, hanya dengan melihat bangunan genetikaorganisme. Namun demikian, perbandingan dari berbagai rangkaian DN dan distribusi gen sering kali menghasilkan pohon evolusi yang saling bertentangan. Artinya, tidak ada ‘pohon kehidupan’ besar yang dapat dibangun untuk menunjukkan bahwa semua organisme saling berhubungan. Sesungguhnya, penjelasan terbaik terhadap fenomena ini adlah bahwa terdapat “rancangan” bersama dibalik organisme ini oleh “ Perancang”, bukan dengan “Keturunan yang sama”. Dengan hal ini dapat diketahui bahwa evolusi Darwin tidak dapat diteliti atau dibuktikan, itu hanyalah hipotesis.



Manusia yang Berubah Menjadi Babi

Allah SWT berfirman,
 “Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melangggar diantaramu pada  hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: Jadikanlah kamu kera yang hina.” (Qs. Al-Baqoroh: 65)

“Katakanlah: Apakah akan aku beritakan kapadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah, yatu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (Qs. Al-Maa’idah: 60)

“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya. Kami katakan kepadanya: “Jadikanlah yang hina.” (Qs. Al-A’raaf: 166)

Jika kita perhatikan tiga ayat Al-Qur’an di atas, jelaslah Alllah swt menjadikan orang-orang yang melampaui batas tersebut berubah menjadi kera dan babi. Merupakan fakta yang menakjubkan bahwa ada beberapa bukti ilmiah yang juga terdapat dalam hal ini. Pertama-tama, jika manusia berubah menjadi kera dan babi, maka hukum kedua termodinamika tidak dilanggar karena dalam kasus tersebut, entropi akan berubah dari nilai yang lebih rendah kepada nilai yang lebih tinggi (dengan kata lain, sistem yang lebih kacau) yang didukung oleh hukum kedua termodinamika. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al-Qur’an:

“Allah swt tidak tergantung pada hukum alam saja, karena Dia adalah Pencipta semua hukum alam, kapanpun, dimanapun, Dia tentu saja dapat mengubah dan menunda hukum alam apapun. Sekalipun menarik utuk dicatat bahwa dari manusia menjadi kera atau babai, namun tidak harus mengubah hukum alam yang ada ini.” (Qs. Al-Baqoroh: 117, Qs Ali Imran: 59). Jika Allah SWT mengatakan, “Jadilah.” Maka sendirinya ia akan jadi.

Mari kita kita melihat bukti lain. Ada kera yang punah, yang bernama Austalopithecus africanus, yang ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1925 memiliki struktur wajah yang bentuknya agak besar mirip manusia. Makhluk ini sedikit tinggi dan memilki kapasitas tengkorak rata-rata 440 cc. Ia muncul pertama kali kurang lebih 2.5 juta tahun yang lalu dan telah ada selama 1 juta tahun. Para penganut teori evolusi meyakini bahwa Austalopithecus memiliki garis menuju manusia karena kemiripannya dengan tengkorak manusia.
Ada kera lain yang rahangnya dan giginya sedikit kemiripan dengan manusia, Ramapithicus, yang juga diyakini oleh para penganut evolusi sebagai cabang pertama dari garis kera yang kemudian berubah menjadi manusia. Fakta yang menarik bahwa jika kita melihat dari kera ke binatang yang lebih rendah, maka tidak ada hubungan fosil yang masuk akal, tetapi hanya manusia ke kera atau kera ke manusia inilah yang terdapat dalam bukti-bukti fosil. Dengan demikian, kiranya merupakan kesimpulan yang baik jika kita berasumsi bahwa jauh di masa lampau ada sebagian manusia yang berubah menjadi kera (Austalopithecus atau Ramapithicus) sebagaimana yang telah diceritakan dalam Al-Qur’an.

Fosil yang menarik lainnya disebut sebagai “Manusia Nebraska” yang ditemukan pada tahun 1922. Gigiya juga memiliki kemiripan dengan manusia, dan para pengenut teori evolusi pada mulanya mengenggap bahwa ia juga merupakan nenek moyang manusia. Ketika bagian lain dari kerangka tersebut  diketemukan pada tahun 1927, segera menjdai jelas  bahwa ia hanyalah seekor babi yang telah punah. Betapa menakjuibkannya Allah swt mengubah manusia menjadi babi, bahkan catatan fosil juga mendukung fakta ini. Tetapi sayangnya, para penganut teori evolusi terjerumus dalam kegelapan, mereka tidak dapat menyadari bahwa manusia diciptakan Allah swt di bawah perintah langsungNya dan di bawah pengawasanNya, bukan dari evolusi Austalophitecus, Ramapithicus, atau Manusia Nebraska.

Dengan demikian, berdasarkan fakta ilmiah dasar (hukum kedua termodinamika) dan catatan fosil, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada kera babi yang dulunya berasal dari manusia. Allah swt berfirman:

“Al-Masih sesekali tidak enggan menjadi hamba bagi Alah, dan tidak malaikat-malaikat terdekat. Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Alla akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.” (Qs. An-Nisaa’: 172-173)

Sumber: Einstein aja Baca Qur'an