Senin, 26 Juli 2010

think like a tree



Ketika sedang berpikir tentang diri sendiri dan masa depan, yang saya katakan adalah:


“Jika saya berpikir, maka hendaknya saya seperti pohon sejati.

Mempunyai akar yang kuat, berbatang keras dan kokoh, terus menerus menumbuhkan daun, memekarkan bunga-bunga yang indah, menghasilkan buah dengan sari pati yang bermanfaat, kemudian biji”.




MEMPUNYAI AKAR YANG KUAT,
Akar adalah bagian pokok tumbuhan disamping batang dan daun. Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di tanah, dengan arah tubuh ke pusat bumi (geotropi) atau menuju ke air (hidrotop). Akar mempunyai ujung dengan bentuk yang sering kali meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus ke tanah.
Akar memerankan tugas yang sangat penting bagi tubuh tumbuhan. Akar berfungsi memperkuat berdirinya tumbuhan. Menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tumbuhan yang memerlukan.
Akar seperti halnya dengan pola pikir manusia. Orang dengan jiwa yang kuat pasti memiliki akar (landasan) yang kuat. Landasan yang dimaksud adalah berupa tujuan dan prinsip.
Manusia lahir dengan tujuan. Dan manusia hidup untuk memenuhi tujuan. Dengan demikian, sebagai langkah awal dalam menghadapi masa depan, kita harus mempunyai tujuan (visi) dan merangkai strategi (misi) untuk memenuhi tujuan tersebut.
Untuk memperkokoh tujuan dibutuhkan prinsip. Mempunyai keyakinan yang kuat akan keberhasilan adalah bagian dari prinsip. Prinsip merupakan sumber alamiah yang mampu memberikan dorongan batin. Kemudian akan membentuk fondasi diri yang semakin tangguh.

BERBATANG KERAS DAN KOKOH,
Pohon sejati memiliki batang sejati yang berkayu. Batang yang keras karena terdapat kambium¹, berukuran besar, dan tinggi (kokoh). (Salah satu fungsi kambium¹ adalah membentuk kulit baru menggantikan kulit lama yang telah rusak).
Sebagai manusia yang tangguh, kita harus memiliki jiwa yang kokoh seperti batang sejati. Jadi tidak hanya berkulit keras (kuat fisik dan sehat), tetapi juga berkayu yaitu memiliki jiwa yang sekuat baja dengan energi yang kita bentuk dari dalam. Energi bersumber dari cinta, harapan, dan semangat. Cinta akan memberikan harapan, harapan akan memberikan semangat, dan semangat akan memberikan kekuatan (energi).

TERUS MENERUS MENUMBUHKAN DAUN, tidak peduli jika kemudian daun-daun itu akan jatuh karena menua, atau meranggas karena diterpa angin musim kemarau.
Pohon sejati mampu menumbuhkan daun lebih banyak dari pada pohon semu, karena dia butuh menumbuhkan daun yang lebih banyak untuk bertahan hidup.
Tidak berbeda dengan tumbuhnya daun-daun pada pohon sejati, untuk memenuhi hidup (keberhasilan), manusia harus terus menerus membangun diri, mengerahkan segala kemampuan, dan pantang menyerah.
Terus menerus membangun diri adalah bagaimana cara kita untuk selalu menciptakan perbaikan. Jika kemaren kita berbuat kasalahan, kita harus bisa memaafkan diri kita sendiri dengan menciptakan perbaikan. Jika kemaren kita gagal, kita juga harus yakin kemudian pasti berhasil.
Tidak semua jalan keberhasilan dapat kita lalui dengan mudah. Jika jalan itu sulit, maka kita membutuhkan sebuah kerja keras. Untuk memberikan hasil yang terbaik, kita harus berjuang, dan pantang menyerah.
Pantang menyerah adalah sebuah nilai yang membawa pada pemuasan. Jika kita memulai perjalanan panjang untuk meraih impian, kita harus pantang menyerah hingga menemukan kesuksesan. Kita tidak boleh menyerah atau kehilangan kepercayaan diri. Kita harus tetap bertahan meskipun dalam kondisi yang menyedihkan dan menyakitkan, karena kegagalan adalah fana dan akan hilang ketika kita berhasil melalui mereka.
Pantang menyerah berjalan seiring kesabaran. Mungkin kita harus menunggu sejenak sebelum kita sukses. Mungkin kita menemui kegagalan, kehilangan semangat, atau menderita tekanan batin (depresi akibat tekanan). Di saat itulah kita harus beristirahat, merenung sejenak, dan bersabar. Dengan jalan inilah kita akan mendapatkan pencerahan hingga menemukan semangat kita kembali dengan tetap berpantang menyerah.
Pantang menyerah merupakan bumbu dari kesuksesan. Kita akan merasakan bagaimana rasa kemenangan yang sebenarnya jika kita melalui proses yang keras, yaitu melalui perjuangan yang pantang menyerah.

MEMEKARKAN BUNGA-BUNGA YANG INDAH, MENGHASILKAN BUAH DENGAN SARI PATI YANG BERMANFAAT, KEMUDIAN BIJI”.

Pohon yang telah bekerja keras akan memekarkan bunga-bunga yang indah sebagai yang berwujud kepuasan yang bernilai. Kepuasan bisa berupa rasa hormat dan bangga.
Dan jika usaha keras sudah mencapai puncaknya (tujuan yang diharapkan), maka kita juga akan memperoleh hasil dengan banyak manfaat, sebagai wujud kesuksesan. Hal tersebut bisa saja berupa materi, ilmu, dan kebaikan. Inilah yang disebut dengan menghasilkan buah dengan sari pati yang bermanfaat.
Tidak hanya mampu menghasilkan buah dengan sari pati yang bermanfaat, tetapi juga dapat menghasilkan bijinya.
Maksudnya adalah dapat diwariskan.
Biji adalah keturunan yang dapat diwariskan. Dalam hal ini kesuksesan atas tujuan alangkah lebih mulia jika dapat diwariskan dan memberikan manfaat bagi orang lain. Sehingga tidak hanya memberikan manfaat pada diri kita sendiri, tetapi juga dapat dirasakan oleh orang lain. Misalnya, jika yang kita peroleh berupa materi, maka sebaiknya ada orang lain yang bisa merasakannya. Bisa dengan dengan beramal, atau pewarisan keturunan. Jika yang kita timba adalah ilmu maka sebaiknya kita juga mengajarkannya kepada orang lain. Dan jika yang kita peroleh adalah kebaikan, maka berikan juga kebaikan kepada orang lain.

(19 April 2010, 21.45, TA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar