Antara Realitas, Imajinasi, Citra, dan Kesan

(REALITAS MEMBENTUK IMAJINASI, DAN IMAJINASI MEMBENTUK REALITAS)


OLEH: EFI HEKHMA,

IMAJINASI
Imajinasi bukan berarti berada di alam bawah sadar manusia, tetapi imajinasi dibentuk dengan bertolak pada realitas (fenomena-fenomena nyata yang disadari oleh akal manusia). Oleh karenanya imajinasi mempunyai konsep atau landasan-landasan tertentu yang cenderung bersifat kuat.
Imajinasi merupakan pemikiran-pemikiran manusia yang bertolak pada kebenaran atau pembenaran. Imajinasi juga merupakan sebuah kekuatan atau kemampuan (otak) manusia dalam berpikir logis, inovatif, dan terbuka. Imajinasi merupakan sebuah kekuatan atau kemampuan (otak) dalam memberikan konstribusi berharga bagi lahirnya ilmu pengetahuan (temuan-temuan) baru.
Imajinasi akan membentuk realitas. Imajinasi di sebut berhasil jika mampu membuat inovasi-inovasi baru yang kemudian dapat direalisasikan (dilahirkan) ke dunia nyata. Dan imajinasi dapat dikatakan berharga jika mampu memberikan perubahan dan dapat dipertanggung-jawabkan.



“Imajinasi tidak sama dengan ilusi, khayalan, dan fantasi”.
Ilusi berada di alam bawah sadar manusia (mimpi). Khayalan merupakan bayangan-bayangan atau gambaran tentang suatu hal yang tanpa disadari oleh landasan yang kuat (logis). Khayalan lebih diidentikkan dengan angan-angan semata, tanpa ada penyelesaiannya dalam wujud nyata (tidak memberikan arahan yang real). Sedangkan, fantasi merupakan bayangan-bayangan atau gambaran-gambaran yang sehubungan dengan hal-hal yang bersifat indah (menyenangkan), hasrat, dan egosentris.


(Imajinasi terkait dengan imaji yang kemudian di-citra-kan berdasarkan realitas yang ada dan pada akhirnya membentuk suatu kesan).
Pada umumnya antara imaji, citra, dan kesan mempunyai makna yang sama, hampir sama, atau saling terkait. Hal itu tergantung pada konteks yang ada.
Imajinasi serupa dengan kata dalam bahasa inggris, yaitu “image”, yang berarti citra, grafik, atau gambar. Citra sendiri secara harfiah diartikan sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Maka, bisa dikatakan antara imaji, citra, dan kesan adalah saling terkait bahkan dianggap sama.
Dalam konteks imajinasi; imaji, citra, dan kesan adalah berbeda tetapi saling terkait dan berkesinambungan (bersifat terus menerus dan berkelanjutan).


IMAJI

Dalam imajinasi, imaji diartikan sebagai modus berpikir yang terkait dengan kebenaran atau pembenaran terhadap imajinasi yang sebenarnya cenderung bersifat abstrak. Dalam imaji terdapat hal-hal yang terkait dengan pengkajian terhadap bentuk, penngeungkapan, pendefinisian, juga pemecahan masalah. Imajinasi kemudian direalisasikan dalam “citra”. Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh “mata pikiran”.

CITRA

Citra dalam imajinasi di-persepsi¹-kan sebagai jawaban atas imaji. Citra adalah penggambaran terhadap imaji. Dalam citra terjadi pembentukan-pembentukan (pem-visualisasian) yang tidak lagi bersifat abstrak tetapi menjadi suatu perwujudan yang konkret (real) atau masuk akal.

KESAN

Kesan mengandung pengertian logika yang terarah, penjabaran (pembahasan), dan kepastian.



(2 MARET 2010, 21.35 WIB, TA)



Wacana ini merupakan pengembangan dari wacana yang berjudul “IMAJINASI DAN MASA DEPAN PENGETAHUAN”, oleh Afthonul Afif; http://psikotifikatif-wordpress.com/2008/12/06/imajinasi-dan-masa-depan-pengetahuan .
Sumber-sumber terkait:
1. http://edy-andra.blogspot.com/2009/03/pengertian-puisi.html
2. http://www.total.or.id/info.php?kk=citra
3. http://id.wikipedia.org/wiki/imajinasi
4. http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id
5. http://oeconomicus.files.wordpress.com
Catatan:Persepsi¹ adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses pengindraan terhadap objek peristiwa atau hubungan-hubungan antar gejala, yang diproses oleh otak.